Karya sastra Seribu Makna Rasa dalam Bait Cerita, tergerak dalam hati, melihat awan berarak di pagi dengan embun pagi sisa-sisa hujan semalam. Hamparan hijau pepohonan, menyibakkan kalbu mendalam, mengingatkan memori yang terperangkap oleh kebutuhan dan kesibukan menumpuk numpuk dunia yang tak ada baca selengkapnya..
Karya sastra Seribu Makna Rasa dalam Bait Cerita, tergerak dalam hati, melihat awan berarak di pagi dengan embun pagi sisa-sisa hujan semalam. Hamparan hijau pepohonan, menyibakkan kalbu mendalam, mengingatkan memori yang terperangkap oleh kebutuhan dan kesibukan menumpuk numpuk dunia yang tak ada habisnya. Seperti roda berbentuk lingkaran, tak menemukan tujuan berlabuh, sampai pada akhirnya gumpalan dan gulungan awan putih yang terjebak di birunya langit menatapku. Seolah-olah, bertanya. Apakah hanya seperti itu yang kau cari di sini yang fana ini. Terbukalah memori itu kembali ke 20 tahun yang lalu. Seperti mesin waktu, ternyata lebih indah masa itu. Dengan kehangatan “Ibu”, “Rumahku”, “Kucingku”, “Sahabatku”, dan teman-temannya, menemani jemari tangan ini untuk meletakkan memori indah itu di ujung tuts keyboard ini. Sembari mengaduh, mengapa masa-masa itu berlalu secepat ini. Sembari memulai rasa syukur, bahwa hari ini, Ku masih mendapatkan kesempatan untuk mensyukuri nikmat. Mengingat masa-masa yang indah saat itu. Hingga gubahan syair tak akan berhenti melukiskannya.
Detail
: Media Nusa Creative
: 0000
: 1
: 14.8 x 21
: Soft Cover
: Black White
: HVS
: 110 pages